Balet pada awal abad ke-16 bercirikan tema dan narasi yang mencerminkan konteks budaya dan sosial pada masa itu. Pertunjukannya sering kali berkisar pada tema keagamaan, mitologi, dan kesopanan, memikat penonton dengan gerakan anggun dan penceritaan cerita.
Tema keagamaan lazim pada pertunjukan balet awal, yang menggambarkan kisah-kisah dari Alkitab dan alegori keagamaan. Balet ini sering dipentaskan di gereja dan upacara keagamaan, menyampaikan pesan spiritual melalui seni tari.
Narasi mitologi, yang terinspirasi oleh mitologi Yunani dan Romawi klasik, juga menonjol dalam balet awal. Penari memerankan tokoh-tokoh dari mitos dan legenda, menghidupkan kisah-kisah kuno melalui gerakan ekspresif dan koreografinya.
Tema istana, yang mencerminkan kemewahan dan kemegahan istana kerajaan, merupakan gambaran umum lainnya dalam balet awal. Pertunjukan ini menampilkan keanggunan dan kecanggihan kehidupan istana, sering kali menggabungkan gerak kaki yang rumit dan kostum yang rumit untuk memikat penonton.
Pertunjukan balet awal juga mengeksplorasi tema cinta, romansa, dan kesatriaan, mengambil inspirasi dari sastra abad pertengahan dan cita-cita cinta sopan. Penari menyampaikan emosi dan hubungan melalui gerakan mereka, membangkitkan sentimen cinta dan gairah.
Selain itu, balet pada awal abad ke-16 berkontribusi pada pemuliaan para penguasa dan bangsawan, sering kali merayakan peristiwa politik dan memperingati pernikahan kerajaan melalui pertunjukan yang mewah dan penuh hiasan.
Narasi yang disajikan dalam pertunjukan balet awal berfungsi sebagai bentuk hiburan, pendidikan, dan ekspresi budaya, memikat penonton dengan perpaduan cerita, musik, dan tarian. Tema dan narasi ini meletakkan dasar bagi evolusi balet sebagai bentuk seni, membentuk signifikansi budaya dan warisan artistiknya.